Anton Lumbanraja Kepala Desa Talang Lakat

Pemdes Talang Lakat Inhu Akan Alihkan Budidaya Ternak Babi Menjadi Ternak Sapi, Begini Kata Anton Lumbanraja 

Jumat, 09 Juni 2023 - 15:24:02 WIB
Share Tweet Google +

Inhu, Catatanriau.com | Pemerintah Desa (Pemdes) Talang Lakat, Kecamatan Batang Gansal, Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu), Riau, sebelumnya telah menganggarkan dana desa (DD) tahap satu senilai Rp 134.112.400,- untuk program ketahanan pangan 2023 berupa budidaya ternak babi. Yang rencananya ternak babi tersebut akan dikelola oleh kelompok masyarakat, namun batal dilaksanakan dikarenakan akan dialihkan menjadi budidaya ternak sapi.

Sebelumnya budidaya ternak babi tersebut telah dirincikan senilai Rp 120.931.400,- dan untuk pelatihan ternak babi senilai Rp 13.181.000,-.

Berdasarkan pantauan awak media ini, terlihat kandang ternak tersebut telah dibangun oleh pihak Pemdes Talang Lakat, namun belum diisi oleh hewan ternak. Hal ini dikarenakan adanya pengalihan budidaya ternak babi tersebut menjadi budidaya ternak sapi.

"Kandangnya belum diisi ternak, sebab dialihkan menjadi ternak sapi. Nanti akan kita masukkan ternaknya setelah anggaran dana desa tahap dua tahun 2023," kata Anton Lumbanraja, Kepala Desa Talang Lakat saat disambangi Wartawan media ini, Jumat (09/06/2023) pagi.

Dijelaskan Anton, sebelumnya pihaknya tidak berfikir ternak babi ini ada kaitannya dengan agama. Namun hanya berfikir tentang mayoritas, kualitas dan kemampuan masyarakat setempat tentang ternak yang kira-kira bisa dikembangkan.

"Yang kedua dari sisi ekonominya. Sebab saat ini untuk kebutuhan daging babi, kami saat ini rata-rata masih impor dari luar daerah, dari situlah seandainya ternak babi ini diadakan kami tidak capek-capek lagi untuk mencari kebutuhan daging babi keluar daerah, sebab barangnya sudah ada di Desa kita," imbuhnya.

Kemudian yang ketiga, untuk dari sisi ketertarikan kata Anton, mengingat masyarakat Desa Talang Lakat mayoritas orang Batak, menurutnya orang Batak lebih tertarik untuk beternak babi ketimbang hewan ternak lainnya. 

"Nah, hal itulah yang menjadi pertimbangan kita sebelumnya sehingga kita programkan untuk ternak babi," katanya.

Akan tetapi kata Anton, setelah budidaya ternak babi tersebut hampir berjalan,  ternyata hal itu menimbulkan bahan perbincangan, oleh sebab itu akhirnya dialihkan menjadi budidaya ternak sapi.

"Walaupun dari segi regulasi ternak babi ini tidak melanggar aturan. Namun mengingat dikarenakan hal ini menjadi bahan sorotan oleh sejumlah pihak lain, saya juga tidak mau melaksanakan program ternak babi ini, dan jika bisa dialihkan tentu lebih baik kita alihkan saja menjadi ternak lainnya. Oleh sebab itu kita robah bentuk kandang yang telah kita buat menjadi kandang sapi, walaupun sebelumnya rencananya itu akan dijadikan kandang ternak babi," jelasnya.

Kembali dikisahkan Anton, program tersebut dibuat berdasarkan hasil penelitian, baik dengan peninjauan lapangan dan lain sebagainya. Bahkan kata dia, disaat musyawarah Desa (musdes) masyarakat tidak ada yang keberatan tentang program budidaya ternak babi tersebut.

"Jadi, kenapa kita alihkan menjadi ternak sapi, kita khawatir ada pihak-pihak tertentu yang menggunakan sarana ini menjadi pemicu pemecah, walaupun warga kita yang Muslim tidak ada yang keberatan dengan hal ini," paparnya lagi.

Adapun untuk ternak sapi ini nantinya kata Anton, rencananya akan dianggarkan sebanyak 6 ekor, yang akan dikelola oleh kelompok masyarakat sebanyak 15 kepala keluarga (KK). 

"Tapi nanti sebelum dana tahap dua turun, kita akan lakukan musyawarah kembali dengan masyarakat terkait pengelolaan ternak sapi ini," paparnya.

Lanjut Anton Lumbanraja, "untuk anggaran ternak sapi nantinya kita tidak ada merubah nilainya yang sebelumnya telah kita anggarkan untuk ternak babi, jadi dia dialihkan secara otomatis. Hanya saja mungkin, dari segi jumlah misal contohnya sebelumnya babi kita anggarkan 11 ekor, maka untuk ternak sapi kita anggarkan menjadi 6 ekor, mengingat harga satu ekor sapi lebih mahal ketimbang harga 1 ekor babi. Jadi anggaran tetap, tidak ada perubahan, hanya jumlah ternaknya yang dikurangi." Pungkasnya.***

Laporan : S.A Pasaribu

Editor : Idris Harahap 



Tulis KomentarIndex
Berita TerkaitIndex